Transjabodetabek Murah Meriah: Rp 15.000? Rahasianya?

Tarif Transjabodetabek yang hanya Rp 3.500 per perjalanan, jauh lebih murah dibandingkan biaya operasional sebenarnya yang mencapai Rp 15.000 per penumpang. Selisih harga ini ditanggung sepenuhnya oleh subsidi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Subsidi tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, sekaligus mengurangi kemacetan dan polusi di Jabodetabek.
Subsidi Besar-Besaran: Mengapa Transjabodetabek Sangat Murah?
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menjelaskan bahwa biaya riil operasional Transjabodetabek mencapai Rp 15.000 per penumpang.
Namun, masyarakat hanya membayar Rp 3.500 berkat subsidi Rp 11.500 per penumpang dari Pemprov DKI Jakarta.
Subsidi ini merupakan strategi untuk mengurangi kemacetan dan polusi di wilayah Jabodetabek. Dengan harga tiket yang terjangkau, diharapkan lebih banyak masyarakat menggunakan transportasi umum.
Dampak Positif dan Rencana Perluasan Kebijakan
Kebijakan subsidi ini telah menunjukkan hasil positif. Rute baru PIK 2-Blok M misalnya, kini melayani lebih dari 5.000 penumpang per hari, melebihi target awal 2.000 penumpang.
Angka ini bahkan bisa mencapai 6.000 penumpang pada akhir pekan, menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap Transjabodetabek.
Pemprov DKI juga tengah mempertimbangkan untuk memperluas kebijakan penggunaan transportasi publik ke sektor swasta. Hal ini menyusul kebijakan wajib naik transportasi umum bagi ASN setiap hari Rabu.
Pramono menyatakan sedang mengkaji kemungkinan penerapan kebijakan serupa untuk perusahaan swasta.
Langkah ini diharapkan semakin meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum dan mengurangi kemacetan.
Lima Rute Baru Transjabodetabek dan Integrasi Transportasi
Sejak April 2025, lima rute baru Transjabodetabek telah diluncurkan, menjangkau wilayah Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, dan PIK 2.
Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan transportasi umum dan menghubungkan wilayah penyangga Jakarta dengan pusat kota.
- Blok M–Alam Sutera (Koridor S61): Diresmikan 24 April 2025, waktu tempuh sekitar 95 menit.
- Vida Bekasi–Cawang (B41): Diresmikan 15 Mei 2025, menempuh jarak 42 km dalam 1,5 jam.
- PIK 2–Blok M (T31): Diresmikan 22 Mei 2025, waktu tempuh 165-180 menit, melewati 24 halte.
- Bogor–Blok M (P11): Diresmikan 5 Juni 2025, melayani 22 halte dalam waktu sekitar 90 menit.
- Sawangan–Lebak Bulus (D41): Diresmikan 4 Juni 2025, durasi sekitar 70 menit dengan 11 halte.
Pemprov DKI berharap perluasan rute ini akan semakin mendorong warga dari daerah penyangga untuk beralih ke transportasi umum.
Hal ini akan berdampak pada pengurangan kemacetan dan emisi dari kendaraan pribadi.
Dengan subsidi yang besar dan perluasan rute, Transjabodetabek menunjukkan komitmen untuk menyediakan akses transportasi yang terjangkau dan efisien bagi masyarakat Jabodetabek. Keberhasilan program ini akan bergantung pada keberlanjutan subsidi dan partisipasi aktif masyarakat dalam beralih ke transportasi umum.