Tanggul Rob Muara Angke: 282 Rumah Terancam, Jalan Eksisting Terdampak

Proyek pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di Muara Angke, Jakarta Utara, tengah dikebut. Pembangunan ini mendapat perhatian karena dampaknya terhadap 282 rumah warga di sekitar lokasi proyek. Namun, kabar baiknya, warga tersebut tak perlu direlokasi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan pembangunan tanggul dilakukan di atas badan jalan yang sudah ada, sehingga tidak mengganggu permukiman warga.
Pembangunan tanggul sepanjang 1,4 kilometer ini merupakan bagian dari solusi jangka menengah pemerintah daerah untuk mengatasi ancaman banjir rob yang semakin sering terjadi di Jakarta Utara. Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2025 dan akan ditingkatkan panjangnya hingga 2,4 kilometer pada tahun 2026.
Pembangunan Tanggul di Atas Badan Jalan Eksisting
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menegaskan bahwa pembangunan tanggul tidak akan menyebabkan relokasi warga. Pengerjaan difokuskan pada peningkatan ketinggian badan jalan yang sudah ada.
Konsep ini memungkinkan badan jalan berfungsi ganda sebagai tanggul penahan air rob. Dengan demikian, warga dapat tetap tinggal di rumah mereka tanpa harus direlokasi.
Ketua Subkelompok Pengendalian Rob dan Pengamanan Pesisir Pantai Dinas SDA Jakarta, Achmad Daeroby, menjelaskan detail teknis proyek tersebut. Ia menekankan bahwa pembangunan dilakukan di badan jalan eksisting yang ditinggikan.
Target Penyelesaian dan Peningkatan Panjang Tanggul
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengunjungi lokasi proyek pada Kamis, 12 Juni 2025. Ia menekankan bahwa proyek ini merupakan langkah penting dalam penanganan jangka menengah masalah banjir rob.
Tanggul yang dibangun memiliki ketinggian mencapai +2,5 meter. Ini dirancang untuk mengatasi kenaikan air laut yang kerap memicu banjir rob di Muara Angke, yang memiliki elevasi eksisting hanya 1,8 meter.
Pemprov DKI berencana menambah panjang tanggul hingga 1 kilometer lagi pada tahun 2026. Proses lelang untuk pembangunan tahap selanjutnya saat ini masih berlangsung.
Integrasi dengan NCICD dan Upaya Pencegahan Lainnya
Proyek pembangunan tanggul ini merupakan bagian dari dukungan Pemprov DKI terhadap proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau Giant Sea Wall. NCICD sendiri merupakan proyek pemerintah pusat untuk melindungi Jakarta dari ancaman kenaikan permukaan air laut.
Dalam rencana jangka panjang, panjang tanggul akan diperluas dari 12 kilometer menjadi 19 kilometer. Gubernur Pramono juga menekankan pentingnya upaya pencegahan lain, seperti larangan pengambilan air tanah untuk mencegah penurunan permukaan tanah.
Langkah ini dinilai penting untuk mendukung keberhasilan proyek tanggul dan mencegah penurunan tanah yang dapat memperparah dampak banjir rob. Komitmen Pemprov DKI dalam hal ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk permasalahan banjir rob di Jakarta Utara.
Pembangunan tanggul di Muara Angke menjadi contoh nyata komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah banjir rob. Dengan pendekatan yang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, proyek ini diharapkan memberikan perlindungan optimal bagi warga dan lingkungan sekitar.