Gaya Hidup

Rahasia di Balik Kecanduan Seblak dan Ceker Pedas

Popularitas seblak dan ceker mercon, dua sajian kuliner pedas yang tengah naik daun, memunculkan pertanyaan menarik: mengapa banyak orang menyukai makanan pedas? Fenomena ini terlihat dari menjamurnya penjual kedua makanan tersebut, bahkan hingga munculnya konsep prasmanan.

Kencana Fitri Hudayani, SST., S.Gz, MKM, RD, ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), memberikan pencerahan mengenai hal ini.

Mengapa Seblak dan Ceker Mercon Begitu Populer?

Menurut Fitri, daya tarik seblak dan ceker mercon tidak semata-mata terletak pada rasa pedasnya.

Kedua makanan tersebut juga menawarkan cita rasa gurih dan asin yang mengimbangi tingkat kepedasannya.

Banyak penjual menambahkan berbagai bumbu dan rempah untuk memperkaya aroma dan rasa.

Kombinasi rasa inilah yang membuat banyak orang terpikat.

Lebih dari Sekadar Pedas: Aspek Visual dan Aroma

Selain rasa, tampilan visual juga memainkan peran penting.

Warna merah menyala dari kuah seblak dan ceker mercon, seringkali dihasilkan dari penggunaan cabai bubuk, menciptakan kesan “menantang” dan menarik perhatian.

Penggunaan berbagai rempah dan bumbu juga turut berkontribusi pada aromanya yang khas dan menggugah selera.

Aroma jeruk, misalnya, sering ditambahkan untuk meningkatkan daya tarik.

Manis vs. Pedas: Preferensi Rasa yang Beragam

Makanan manis juga memiliki basis penggemar yang besar, sebanding dengan makanan pedas.

Fitri menjelaskan, makanan manis, sama seperti makanan pedas, memiliki daya tarik tersendiri berkat variasi rasa, bentuk, dan warna yang beragam.

Kreativitas dalam penyajian makanan manis modern, dengan penambahan bahan-bahan seperti susu dan SKM, menambah daya pikatnya.

Pada akhirnya, preferensi terhadap rasa manis atau pedas tetap kembali pada selera individu.

Seseorang yang menyukai rasa manis akan cenderung memilih makanan manis, demikian pula sebaliknya.

Kesimpulannya, kesukaan terhadap makanan pedas, khususnya seblak dan ceker mercon, bukan hanya soal rasa pedas semata, tetapi juga perpaduan rasa gurih, asin, aroma yang menggugah selera, dan tampilan visual yang menarik. Hal ini juga berlaku untuk makanan manis, dimana variasi rasa dan presentasi visual turut berperan dalam popularitasnya.

Di balik fenomena kuliner ini, terlihat bagaimana preferensi rasa yang beragam tetap menjadi penentu utama dalam pilihan konsumsi makanan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button