Pesan Mendalam Hendropriyono: Pangeran Cevi Raja Budaya Banjar

Pangeran Cevi Yusuf Isnendar baru-baru ini dinobatkan sebagai Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan. Penobatan yang berlangsung di Kraton Majapahit, Jakarta Timur ini dilakukan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, menarik perhatian publik dan memunculkan diskusi seputar peran raja-raja adat di era modern.
Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono, memberikan pesan khusus dalam acara tersebut. Ia menekankan pentingnya memperhatikan garis keturunan dan kemampuan para raja adat yang dinobatkan.
Penobatan Raja Kebudayaan dan Pesan AM Hendropriyono
AM Hendropriyono, dalam sambutannya, mengungkapkan harapan agar penobatan raja-raja adat di Nusantara dilakukan dengan teliti dan bertanggung jawab.
Ia menekankan pentingnya memilih keturunan asli yang juga memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni, bukan sekadar klaim keturunan tanpa bukti dan kemampuan nyata.
Raja-raja adat yang dinobatkan diharapkan mampu menjadi duta kebudayaan di daerah masing-masing, mempromosikan dan melestarikan budaya daerahnya.
Kriteria Pemilihan Raja Adat dan Perannya
Hendropriyono menjelaskan bahwa pemilihan raja adat harus melalui proses seleksi yang ketat. Proses seleksi ini memastikan calon raja memiliki garis keturunan yang jelas dan terverifikasi.
Selain itu, calon juga harus memiliki kemampuan dan keahlian yang relevan untuk mengemban tanggung jawab sebagai duta budaya.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa raja adat yang dinobatkan benar-benar mampu menjalankan perannya dalam pelestarian dan promosi budaya.
Peringatan Ulang Tahun dan Kehadiran Tokoh Ternama
Penobatan Pangeran Cevi Yusuf Isnendar bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-80 AM Hendropriyono. Acara ini dihadiri oleh banyak tokoh penting dari berbagai latar belakang.
Beberapa tokoh yang hadir antara lain Wapres ke-6 Try Soetrisno, Gubernur Jakarta Pramono Anung, Anggota DPR Bambang Soesatyo, dan beberapa menteri serta tokoh bisnis ternama.
Kehadiran tokoh-tokoh ini menunjukkan betapa pentingnya peran kebudayaan dan pelestariannya di mata para pemimpin dan tokoh masyarakat Indonesia.
Hendropriyono sendiri mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran para tamu, terutama dari kalangan internasional, yang menurutnya memberikan gambaran bahwa budaya Indonesia telah ada jauh sebelum penemuannya oleh bangsa Eropa.
Penobatan Pangeran Cevi Yusuf Isnendar sebagai Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan menandai upaya untuk memperkuat peran raja-raja adat dalam pelestarian budaya Indonesia. Proses seleksi yang ketat dan penekanan pada kemampuan calon raja menunjukkan komitmen untuk memilih pemimpin yang sesungguhnya mampu mengemban amanah tersebut. Kehadiran tokoh-tokoh penting dalam acara ini juga menunjukkan dukungan luas terhadap upaya pelestarian budaya tersebut.