Menteri UMKM Dibanjiri Kritik Pedas, Surat Viral Jadi Sorotan

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menanggapi reaksi publik atas surat permohonan dukungan yang viral. Surat tersebut, berkop Kementerian UMKM, meminta dukungan kepada beberapa Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal RI di Eropa untuk kegiatan istrinya selama kunjungan ke benua tersebut pada Juni-Juli 2025.
Permohonan tersebut menimbulkan kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak. Maman pun menyatakan pemahamannya atas kritikan yang dilontarkan kepadanya.
Tanggapan Maman Abdurrahman Terhadap Kritik Publik
Maman Abdurrahman menyatakan bahwa ia menghormati dan memahami kritik serta kecaman yang ditujukan kepadanya. Ia menganggapnya sebagai hal yang wajar.
Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari kontrol publik terhadap pejabat publik. Ia menegaskan akan selalu terbuka terhadap kritik dan masukan.
Kunjungan ke KPK dan Penyerahan Dokumen
Sebagai bentuk transparansi, Maman Abdurrahman mengunjungi Gedung Merah Putih KPK pada Jumat, 4 Juli 2025.
Dalam kunjungan tersebut, ia menyerahkan sejumlah dokumen untuk menjelaskan duduk perkara terkait surat permohonan dukungan yang viral tersebut.
Kedatangannya ke KPK merupakan inisiatif pribadi untuk menuntaskan polemik dan memberikan pertanggungjawaban moral sebagai pejabat publik.
Ia menegaskan tidak merasa khawatir atas kunjungannya ke KPK karena semua kegiatan istrinya tidak menggunakan fasilitas negara.
Maman tiba di Gedung KPK sekitar pukul 15.05 WIB menggunakan mobil dinas RI 27 dan meninggalkan gedung tersebut sekitar pukul 16.02 WIB.
Klarifikasi dan Penjelasan Lebih Lanjut
Surat yang beredar di media sosial tersebut berisi permohonan dukungan untuk kegiatan istri Maman, Agustina Hastarini, selama berada di Eropa.
Agustina Hastarini bukanlah pejabat publik di Kementerian UMKM, sehingga permohonan dukungan tersebut dinilai tidak tepat dan menimbulkan polemik.
Maman sebelumnya telah memberikan klarifikasi bahwa kunjungan istrinya ke Eropa adalah untuk menemani anaknya yang mengikuti lomba.
Ia menekankan bahwa seluruh biaya perjalanan dan kegiatan istrinya di Eropa ditanggung secara pribadi dan tidak menggunakan anggaran negara.
Dengan mengunjungi KPK dan menyerahkan dokumen, Maman berharap dapat memberikan penjelasan lebih lanjut dan menjernihkan kesalahpahaman yang terjadi.
Ia berharap dapat membangun tradisi positif dalam menghadapi kritik publik, dengan mengedepankan transparansi dan pertanggungjawaban.
Kehadirannya di KPK merupakan bentuk komitmen untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap dirinya sebagai pejabat negara.
Polemik ini menyoroti pentingnya etika dan transparansi dalam penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik dan keluarganya. Ke depannya, diharapkan tercipta standar yang lebih jelas untuk mencegah kejadian serupa.