Berita

Tragedi Kebon Nanas: Tawuran Maut, Kronologi Lengkap Terungkap

Polisi berhasil mengungkap kronologi lengkap kasus tawuran antar remaja di Jatinegara, Jakarta Timur, yang berujung pada kematian satu orang. Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Minggu dini hari, 22 Juni 2025, di kawasan pintu Tol Kebon Nanas, Jalan DI Panjaitan. Pelaku, FA (18 tahun), telah ditangkap dan dijerat dengan pasal pembunuhan.

Penyelidikan polisi mengungkap detail peristiwa berdarah tersebut. Dua kelompok remaja terlibat dalam perkelahian yang menggunakan senjata tajam.

Duel Maut di Jalanan

Tawuran melibatkan dua remaja, FA dan korban, A (18 tahun). Keduanya terlibat duel menggunakan celurit. Korban, A, menyerang FA lebih dulu dengan celurit. Serangan tersebut mengenai siku kiri FA, hanya menyebabkan luka ringan.

FA membalas serangan dengan mengayunkan celurit jenis corbek sepanjang 120 cm ke arah leher A. Akibatnya, A mengalami luka parah dan langsung ambruk di tempat.

Teman-teman A segera membawa korban ke RS Premier Jatinegara. Sayang, nyawa A tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Pelarian dan Penangkapan Pelaku

Setelah kejadian, FA dan kelompoknya melarikan diri ke Pisangan. Mereka membuang senjata tajam di semak-semak dekat rel kereta api Stasiun Jatinegara.

Kelompok tersebut kemudian berkumpul di depan RS Budi Asih sebelum melanjutkan pelarian ke Puncak, Bogor. Upaya pelarian FA berakhir pada Minggu, 29 Juni 2025, pukul 20.00 WIB. Polisi berhasil menangkapnya di rumah pamannya di Tangerang.

Meskipun polisi telah melakukan pencarian, senjata tajam yang digunakan FA belum ditemukan. Polisi menduga senjata tersebut mungkin telah diambil orang lain setelah dibuang. Pencarian barang bukti masih terus dilakukan.

Jeratan Hukum Bagi Pelaku

Atas perbuatannya, FA dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

FA juga dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, yang ancaman hukumannya maksimal 7 tahun penjara.

Kasus ini menjadi sorotan karena kembali mengingatkan bahaya tawuran antar remaja. Kehilangan nyawa akibat kekerasan antar kelompok muda merupakan tragedi yang seharusnya bisa dicegah. Pentingnya peran keluarga, sekolah, dan lingkungan dalam mencegah terjadinya tawuran perlu menjadi perhatian bersama. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi generasi muda.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button