TikTok Selamat! Akuisisi Raksasa, Trump Ungkap Pembeli Kaya
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memberikan pernyataan terkait nasib aplikasi TikTok di negaranya. Ia menyatakan telah menemukan pembeli untuk platform media sosial asal China tersebut, sebuah kabar yang disampaikan dalam wawancara eksklusif dengan Maria Bartiromo di Fox News.
Trump menyebut calon pembeli TikTok adalah sekelompok individu yang sangat kaya. Identitas mereka belum diungkap, namun pengumuman resmi diprediksi akan dilakukan dalam waktu dua minggu ke depan.
Nasib TikTok di AS: Antara Harapan dan Ancaman
Pengumuman Trump ini menandai babak baru dalam saga TikTok di AS. Sebelumnya, aplikasi ini beberapa kali terancam pelarangan.
Pada Januari 2025, tepat setelah pelantikan Trump, ia menunda pelarangan TikTok selama 75 hari. Sejak itu, berbagai tenggat waktu telah dilewati, dan negosiasi penjualan berulang kali mengalami hambatan.
Meskipun ada calon pembeli, masa depan TikTok di AS masih belum pasti. Kesepakatan penjualan masih bergantung pada persetujuan dari pemerintah AS dan China.
Suksesnya akuisisi akan memungkinkan TikTok untuk terus beroperasi di AS tanpa ancaman pemblokiran. Sebaliknya, kegagalan kesepakatan berpotensi menyebabkan aplikasi ini dilarang beroperasi di Amerika Serikat.
Perjalanan Panjang Akuisisi TikTok: Hambatan dan Perpanjangan Waktu
Pada April 2025, kesepakatan transfer operasional TikTok AS ke perusahaan Amerika hampir rampung. Namun, pengumuman Trump tentang tarif tambahan untuk China membuat kesepakatan tersebut batal.
Pelarangan TikTok kemudian ditunda hingga Juni 2025. Namun, hingga tenggat waktu tersebut, penjualan belum terwujud. Trump kemudian memperpanjang waktu lagi, memberikan tenggat waktu baru selama 90 hari.
Selama periode penundaan ini, TikTok tetap dapat diakses oleh sekitar 170 juta pengguna di AS. Hal ini terjadi meskipun ada kekhawatiran terkait risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kepemilikan TikTok oleh perusahaan China, ByteDance.
Optimisme Trump dan Potensi Pembeli TikTok
Trump beberapa kali menyatakan optimismenya atas penjualan TikTok. Ia bahkan mengisyaratkan bahwa Presiden Xi Jinping akan menyetujui kesepakatan tersebut.
Kesepakatan yang dibicarakan melibatkan beberapa investor AS dari berbagai latar belakang, termasuk modal ventura, ekuitas swasta, dan raksasa teknologi.
ByteDance, induk perusahaan TikTok, disebut akan mempertahankan 20 persen saham di perusahaan baru yang akan mengelola operasi TikTok di AS. Persyaratan ini merupakan bagian utama dari kesepakatan.
Beberapa nama besar pernah dikaitkan sebagai calon pembeli, di antaranya investor Kevin O’Leary, Amazon, perusahaan AI Perplexity, dan sejumlah kelompok investor lainnya. Bahkan, YouTuber dan TikToker terkenal Jimmy Donaldson (MrBeast) juga sempat diisukan tertarik.
Nasib TikTok di AS kini berada di tangan beberapa pihak. Baik Trump, pemerintah China, maupun para calon pembeli akan memainkan peran penting dalam menentukan apakah aplikasi ini akan tetap eksis di pasar Amerika atau tidak.
Ketidakpastian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan aplikasi tersebut di pasar AS, dan bagaimana dampaknya terhadap jutaan pengguna dan industri konten digital. Proses ini juga menyoroti kompleksitas geopolitik yang memengaruhi bisnis teknologi global.




