Strawberry Parents: Pola Asuh yang Merusak Masa Depan Anak?

Banyak orangtua bercita-cita memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Namun, terkadang upaya tersebut malah menghasilkan pola pengasuhan yang kurang seimbang. Salah satunya adalah pola asuh *strawberry parents*, yang dinilai kurang ideal. Apa sebenarnya *strawberry parents* itu dan mengapa pola asuh ini menjadi tantangan? Mari kita bahas lebih lanjut.
Apa itu Strawberry Parents?
*Strawberry parents* merupakan istilah yang menggambarkan gaya pengasuhan orangtua yang sangat protektif dan memanjakan anak. Istilah ini terinspirasi dari “generasi stroberi,” yang menggambarkan individu yang tampak menarik dari luar namun rapuh di dalam, seperti buah stroberi yang mudah rusak.
Gaya pengasuhan ini erat kaitannya dengan pola asuh permisif (kurang disiplin) dan overprotektif (terlalu melindungi). *Strawberry parents* pada dasarnya adalah orangtua yang terlalu lembut dan kurang tegas. Hal ini ditandai dengan dukungan emosional yang tinggi, tetapi kontrol dan disiplin yang rendah.
Tantangan Menjadi Strawberry Parents
Pola asuh *strawberry parents* tidak hanya berdampak negatif pada anak, tetapi juga menimbulkan tantangan bagi orangtua itu sendiri.
1. Kelelahan Emosional dan Burnout
Orangtua yang selalu memenuhi semua keinginan anak tanpa batasan rentan mengalami kelelahan emosional, bahkan *parental burnout*. Mereka merasa kewalahan karena tuntutan tanpa henti, dan hal ini bisa menyebabkan stres kronis dan kelelahan mental. Waktu untuk diri sendiri pun menjadi terabaikan.
2. Stres Akibat Kurangnya Struktur
Kurangnya aturan dan batasan dalam pola asuh permisif menciptakan lingkungan rumah yang tidak terstruktur. Orangtua mungkin frustrasi karena anak tidak mengikuti aturan atau berperilaku tidak diinginkan, yang kemudian meningkatkan stres.
3. Kesulitan Menetapkan Batasan
*Strawberry parents* sering kesulitan menetapkan dan menegakkan batasan. Ini menimbulkan konflik internal, rasa bersalah, dan kebingungan tentang peran mereka sebagai orangtua. Mereka berada di antara keinginan menyenangkan anak dan kebutuhan untuk menetapkan aturan.
4. Beban Berlebihan
Gaya pengasuhan overprotektif dapat menyebabkan ketergantungan anak yang berlebihan pada orangtua. Ini menjadi beban karena anak tidak belajar mandiri dan terus meminta bantuan atau persetujuan orangtua dalam segala hal.
5. Perasaan Gagal atau Tidak Kompeten
Ketika anak menunjukkan perilaku negatif atau mengalami kesulitan akademik dan sosial, orangtua mungkin merasa gagal. Perasaan ini menurunkan harga diri dan kepercayaan diri mereka.
Dampak Menjadi Strawberry Parents pada Anak
Pola asuh *strawberry parents* berdampak signifikan pada perkembangan anak.
1. Anak Terlalu Bergantung pada Orangtua
Anak yang dibesarkan secara overprotektif sering kesulitan membangun konsep diri yang positif dan cenderung mengalami kesulitan akademik yang lebih tinggi. Hal ini karena mereka kurang kesempatan menghadapi tantangan dan menyelesaikan tanggung jawab sendiri.
2. Menghambat Kemandirian Anak
Orangtua yang terlalu melindungi membatasi anak dalam menghadapi tantangan sesuai usianya. Ini membuat anak manja dan menghambat perkembangan keterampilan memecahkan masalah dan kemandirian. Anak mungkin merasa dunia berbahaya dan tidak mampu menghadapinya sendiri, meningkatkan ketergantungan pada orangtua.
3. Meningkatkan Kecemasan dan Masalah Emosional
Gaya pengasuhan overprotektif dikaitkan dengan peningkatan kecemasan dan depresi pada anak. Mereka merasa tidak mampu menghadapi situasi baru atau kompleks, sehingga cenderung menghindari masalah atau bergantung pada orangtua.
4. Kesulitan dalam Pengaturan Emosi dan Perilaku
Anak dari *strawberry parents* sering kesulitan mengatur emosi dan perilaku. Kurangnya batasan dan disiplin menyebabkan perilaku impulsif, kurangnya pengendalian diri, dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan.
5. Masalah dalam Hubungan Sosial
Gaya pengasuhan overprotektif membatasi kesempatan anak mengembangkan keterampilan sosial yang sehat. Mereka mungkin kesulitan berteman, menyebabkan isolasi sosial dan masalah perilaku lainnya.
6. Peningkatan Risiko Kecanduan Internet
Kurangnya pengawasan dan batasan meningkatkan risiko kecanduan gadget dan internet pada anak. Mereka mencari pelarian di dunia maya untuk mengatasi kebingungan atau ketidakpastian karena kurangnya bimbingan orangtua.
Gaya pengasuhan otoritatif merupakan alternatif yang lebih seimbang. Penelitian menunjukkan anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini memiliki kesehatan emosional yang lebih baik, prestasi akademik yang lebih tinggi, keterampilan sosial yang lebih baik, dan perilaku yang lebih adaptif serta mandiri. Orangtua otoritatif memberikan kasih sayang dan dukungan emosional, namun juga menetapkan aturan dan batasan yang jelas dan konsisten, serta mendorong kemandirian anak. Mereka menciptakan komunikasi yang terbuka, mendengarkan anak, dan menggunakan disiplin positif untuk mengajarkan perilaku baik dan konsekuensi dari tindakan. Dengan demikian, anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan hidup.