Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat drastis dalam beberapa hari terakhir, ditandai dengan saling tuduh serangan militer yang mengakibatkan korban jiwa di kedua belah pihak.
Menteri Kesehatan Iran, Mohammadreza Zafarghandi, melaporkan serangan terhadap fasilitas kesehatan negaranya.
Serangan terhadap Fasilitas Kesehatan Iran
Tiga rumah sakit di Iran menjadi sasaran, menewaskan dua tenaga medis dan seorang anak. Enam ambulans juga dilaporkan terkena serangan.
Informasi ini disampaikan melalui kantor berita Fars dan dikutip Al Jazeera. Iran menuduh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Korban Jiwa di Kedua Negara
Nour News, media resmi Iran, mengumumkan gugurnya 15 personel militer Iran, termasuk personel pertahanan udara, dalam bentrokan dengan Israel.
Di sisi lain, Israel melaporkan 24 warga sipilnya tewas akibat serangan rudal dari Iran.
Saling klaim korban jiwa ini semakin memperkeruh situasi dan meningkatkan kekhawatiran internasional.
Serangan Sasar Tokoh Penting Garda Revolusi Iran
Militer Israel mengklaim berhasil menewaskan beberapa komandan senior Garda Revolusi Iran (IRGC).
Seorang komandan senior Pasukan Quds, unit operasi luar negeri IRGC, dilaporkan tewas dalam serangan udara di Qom.
Serangan lain menewaskan Benham Shariyari, komandan IRGC lainnya, di Teheran. Shariyari diduga berperan penting dalam distribusi senjata Iran ke kelompok proksi di Timur Tengah.
Israel menyatakan Shariyari bertanggung jawab atas pengiriman rudal dan roket ke Hizbullah (Lebanon), Hamas (Jalur Gaza), dan Houthi (Yaman).
Pihak IRGC belum memberikan konfirmasi resmi terkait kematian kedua komandannya tersebut.
Pasukan Quds, dikenal sebagai kekuatan elit Iran yang membangun jaringan perlawanan di kawasan Arab melalui kelompok-kelompok yang disebut “Poros Perlawanan”.
Eskalasi konflik antara Iran dan Israel menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang meluas, terutama bagi warga sipil dan stabilitas regional. Perkembangan situasi ini perlu terus dipantau secara ketat.