Site icon Metro Kompas

Serangan Israel-Iran: Dampak Krisis Energi Global?

Serangan Israel-Iran: Dampak Krisis Energi Global?

Sumber: Kompas.com

Serangan rudal dan drone antara Israel dan Iran telah meningkatkan ketegangan geopolitik dan mengguncang pasar energi global. Serangan terbaru Israel terhadap infrastruktur energi Iran, termasuk ladang gas South Pars, telah menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang luas terhadap pasokan energi dunia. Ketegangan ini terjadi di tengah sanksi ekonomi berat yang dijatuhkan terhadap Iran, yang membatasi kemampuannya untuk memodernisasi sektor energi.

Iran, sebagai salah satu produsen minyak dan gas terbesar dunia, memainkan peran penting dalam pasar energi global. Produksi dan ekspor energi merupakan pilar utama ekonomi Iran. Serangan terhadap infrastruktur energi negara itu berpotensi mengganggu pasokan global dan menaikkan harga energi.

Serangan Israel Sasar Infrastruktur Energi Iran: Dampak Global

Serangan Israel pada Sabtu, 14 Juni 2025, menargetkan beberapa infrastruktur energi vital Iran. Sasaran meliputi tempat penyimpanan minyak, kilang minyak, dan pembangkit listrik.

Ladang gas South Pars, yang merupakan bagian dari cadangan gas alam terbesar di dunia, juga menjadi sasaran serangan. Serangan ini memaksa Iran untuk mengurangi produksi gas di ladang tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam keras serangan tersebut. Ia menyebut tindakan Israel sebagai upaya untuk memperluas konflik di luar wilayah Iran. Araghchi memperingatkan bahwa menarik konflik ke Teluk Persia merupakan kesalahan strategis besar.

Ketergantungan Dunia pada Energi Iran

Iran memiliki cadangan gas alam terbesar kedua dan cadangan minyak mentah terbesar ketiga di dunia. Pada tahun 2023, Iran memproduksi sekitar 266,25 miliar meter kubik gas, sebagian besar untuk konsumsi domestik.

Sekitar 15,8 miliar meter kubik gas diekspor oleh Iran. Negara ini juga memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari dan mengekspor sekitar 1,8 juta barel.

China merupakan importir minyak mentah Iran terbesar. Pada bulan Maret 2025, impor China mencapai 1,71 juta barel per hari, meningkat 20 persen dari bulan sebelumnya. Pendapatan ekspor energi merupakan sumber pendapatan utama bagi anggaran negara Iran.

Sanksi dan Tantangan Ekonomi Iran

Meskipun memiliki cadangan hidrokarbon yang melimpah, Iran menghadapi kendala dalam memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal. Sanksi internasional yang berat membatasi akses Iran terhadap teknologi dan investasi.

Kesepakatan nuklir 2015 sempat menjanjikan pencabutan sanksi, namun Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018. Sanksi yang kembali diberlakukan membatasi ekspor minyak dan gas Iran.

Akibatnya, ekonomi Iran terdampak berat, mengalami inflasi tinggi dan penurunan nilai mata uang. Sanksi ini juga memperparah masalah dalam memodernisasi infrastruktur energi Iran yang sudah usang.

Iran menghadapi berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan energinya sendiri. Produksi yang menurun, peralatan yang sudah tua, dan kurangnya investasi infrastruktur menyebabkan kesulitan. Hal ini juga berdampak pada terjadinya pemadaman listrik bergilir di berbagai wilayah di Iran.

Kondisi ini diperparah oleh konsumsi energi yang berlebihan, terutama gas alam untuk pembangkit listrik dan kebutuhan rumah tangga. Subsidi energi telah menyebabkan konsumsi yang tidak efisien.

Serangan terhadap infrastruktur energi Iran, ditambah dengan sanksi ekonomi yang memberatkan, berpotensi memicu lonjakan harga energi global. Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran akan terus dipantau dan berdampak signifikan pada pasar energi dunia. Perkembangan situasi ini akan terus mempengaruhi stabilitas ekonomi global dan pasokan energi untuk masa mendatang.

Exit mobile version