Perang Israel-Iran memasuki hari kedelapan dengan intensitas yang tak surut. Kedua negara terus melancarkan serangan balasan, menandai eskalasi konflik yang semakin mengkhawatirkan. Korban jiwa terus bertambah di kedua belah pihak, sementara ketegangan internasional semakin meningkat.
Serangan Saling Balas: Israel Menyerang Peluncur Rudal, Iran Membalas
Militer Israel melancarkan serangan terbaru ke Iran, menargetkan peluncur rudal. Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer yang terus berlanjut. Namun, serangan balasan dari Iran segera menyusul.
Sirene peringatan berbunyi di Israel setelah rudal diluncurkan dari Iran untuk kedua kalinya dalam sehari. Serangan rudal ini mengakibatkan dua orang terluka, termasuk seorang anak berusia 16 tahun yang mengalami luka serius.
Seorang pejabat militer Israel melaporkan sekitar 20 rudal diluncurkan dalam serangan terbaru ini. Jumlah korban jiwa di Israel telah mencapai setidaknya 25 orang sejak perang dimulai.
Korban Jiwa dan Kerusakan yang Mencemaskan
Iran melaporkan angka korban jiwa yang jauh lebih tinggi di pihak mereka. Sejak awal konflik, Iran mengklaim sedikitnya 224 orang tewas akibat serangan Israel. Angka ini mencakup komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Namun, pihak berwenang Iran belum merilis angka korban terbaru.
Kerusakan infrastruktur juga dilaporkan terjadi di kedua negara. Serangan rudal dan serangan udara mengakibatkan kerusakan properti dan fasilitas publik yang signifikan. Perkiraan kerusakan material masih dalam proses penghitungan.
Reaksi Publik dan Protes Internasional
Ribuan warga Iran turun ke jalan untuk memprotes serangan Israel. Demo-demo besar terjadi di Teheran dan kota-kota lainnya setelah salat Jumat. Para demonstran menunjukkan dukungan kepada para pemimpin mereka, termasuk Ayatollah Ali Khamenei.
Slogan-slogan pro-pemerintah dan kecaman terhadap Israel membahana di jalanan. Suasana demonstrasi terlihat emosional dan penuh semangat nasionalisme. Di Irak, unjuk rasa serupa juga terjadi, menunjukkan penolakan terhadap konflik yang sedang berlangsung.
“Ini adalah perang yang tidak adil,” ungkap seorang demonstran bernama Abu Hussein. “Israel tidak berhak untuk menyerang Iran.” Sentimen serupa diutarakan oleh banyak peserta unjuk rasa di kedua negara.
Perang dimulai pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Iran. Serangan ini menyasar fasilitas nuklir, pangkalan rudal, dan sejumlah tokoh penting di pemerintahan Iran. Peristiwa ini menjadi pemicu utama pecahnya konflik berskala besar.
Eskalasi Konflik dan Ancaman Regional
Konflik Israel-Iran telah meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dan potensi dampak regional. Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat dan berisiko meluas ke negara-negara lain. Komunitas internasional mendesak gencatan senjata dan penyelesaian damai.
Keberadaan senjata nuklir Iran juga menjadi faktor penting dalam memantau perkembangan konflik ini. Potensi penggunaan senjata tersebut menjadi ancaman serius yang perlu diantisipasi secara global. Krisis kemanusiaan di kedua negara juga semakin mengkhawatirkan.
Perang Israel-Iran saat ini merupakan ujian berat bagi stabilitas kawasan dan menuntut solusi diplomatik yang cepat dan efektif untuk mencegah meluasnya konflik. Pentingnya negosiasi dan dialog damai menjadi semakin mendesak untuk mengakhiri kekerasan dan mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa. Dunia internasional berharap konflik ini dapat segera berakhir dengan jalan damai.