Tragedi jatuhnya pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner di Ahmedabad pada 12 Juni 2025 menyisakan duka mendalam. Kejadian yang menewaskan 274 orang ini memicu berbagai spekulasi mengenai penyebabnya. Namun, pihak Air India dan beberapa ahli memberikan penjelasan terkait kondisi pesawat sebelum kecelakaan.
CEO Air India, N Chandrasekaran, memberikan keterangan bahwa pesawat tersebut dalam kondisi baik. Ia menekankan bahwa perawatan pesawat dilakukan secara rutin dan mesin kanan merupakan mesin baru yang terpasang pada Maret 2025.
Kondisi Pesawat Air India Sebelum Kecelakaan
Chandrasekaran menjelaskan bahwa mesin kiri terakhir diservis pada tahun 2023 dan dijadwalkan untuk perawatan selanjutnya pada Desember 2025. Ia menghimbau agar publik tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab kecelakaan sebelum hasil investigasi resmi keluar.
Air India sendiri menyatakan bahwa pesawat tersebut terawat dengan baik, dengan pemeriksaan besar terakhir pada Juni 2023. Pernyataan ini sejalan dengan penjelasan Chandrasekaran mengenai perawatan rutin pesawat.
Analisis Mesin Pesawat dan Sistem Perawatan
Kishore Chinta, mantan penyidik Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India, memberikan perspektif penting tentang perawatan mesin Genx-1B yang digunakan pesawat Air India. Ia menekankan bahwa usia mesin tidak selalu berkorelasi dengan kondisi mesin.
Mesin Genx-1B memiliki sistem Full Authority Digital Engine Control (FADEC) yang memonitor kesehatan dan kinerja mesin secara terus-menerus. Perawatan dan penggantian komponen didasarkan pada data dan pemeriksaan yang dilakukan sistem ini, bukan jadwal tetap.
Meskipun demikian, Chinta menjelaskan bahwa beberapa komponen mesin, disebut Life Limited Parts (LLP), tetap memiliki batas masa pakai, biasanya antara 15.000 hingga 20.000 siklus (hidup mati mesin). Setiap siklus ini dicatat untuk memantau kondisi komponen.
Investigasi Kecelakaan dan Temuan Awal
Otoritas penerbangan India telah menemukan salah satu kotak hitam pesawat. Kotak hitam tersebut ditemukan di bagian belakang pesawat dan telah diamankan. Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil akan menganalisis rekaman dari kotak hitam tersebut.
Unit investigasi penerbangan India menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Pemulihan bukti utama telah selesai, dan analisis lebih lanjut sedang dilakukan. Pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada masalah keselamatan yang signifikan sebelum kecelakaan terjadi.
Jumlah korban jiwa akibat kecelakaan ini mencapai 274 orang, termasuk 33 mahasiswa dan penduduk di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Hanya satu penumpang yang selamat dari kecelakaan tersebut.
Kesimpulan sementara menunjukkan bahwa meskipun perawatan rutin dilakukan dan pesawat dilengkapi dengan teknologi canggih, investigasi menyeluruh masih diperlukan untuk mengungkap penyebab pasti jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad. Analisis kotak hitam dan investigasi lebih lanjut akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai peristiwa tragis ini.
Publik perlu menunggu hasil investigasi resmi untuk mendapatkan penjelasan yang komprehensif dan akurat tentang penyebab kecelakaan ini. Informasi yang tersebar perlu dikaji secara kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh spekulasi. Keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas utama.