Gaya Hidup

Rahasia Menulis Idul Adha: Kuasai Kaidah Serapan Bahasa Asing

Setiap tahun, umat Muslim merayakan dua hari raya besar yang penuh makna: Idulfitri dan Iduladha. Kedua hari raya ini bukan hanya sekadar hari libur, tetapi juga momen penting untuk memperkuat spiritualitas dan mempererat tali silaturahmi. Iduladha, khususnya, mengingatkan kita akan pentingnya pengorbanan, ketaatan, dan keikhlasan seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Namun, terdapat satu hal yang seringkali terabaikan: penulisan kata “Iduladha” yang benar.

Banyak orang, bahkan media, masih menggunakan penulisan “Idul Adha” yang sebenarnya kurang tepat menurut kaidah bahasa Indonesia. Memahami penulisan yang benar merupakan bentuk tanggung jawab kita dalam melestarikan bahasa Indonesia. Artikel ini akan membahas penulisan “Iduladha” yang benar, sesuai pedoman bahasa dan makna mendalamnya.

Penulisan “Iduladha” yang Benar Menurut KBBI

Penulisan “Iduladha” seringkali beragam. Ada yang menulis “Idul Adha” sebagai dua kata terpisah. Mana yang benar? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi VI menetapkan “Iduladha” sebagai penulisan baku, satu kata tanpa spasi. Pencarian “Idul Adha” di KBBI daring tidak akan memberikan hasil.

KBBI mendefinisikan Iduladha sebagai hari raya haji yang jatuh pada tanggal 10-13 Zulhijah, ditandai dengan penyembelihan hewan kurban bagi yang mampu. Penulisan “Idul Adha” dianggap tidak baku, meskipun masih sering digunakan. Hal serupa berlaku untuk “Idulfitri” yang sering salah ditulis menjadi “Idul Fitri”. Kedua istilah ini sebaiknya ditulis tanpa spasi.

Kaidah Penulisan Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia

Pemahaman tentang penyerapan kata asing ke dalam Bahasa Indonesia penting untuk memahami penulisan “Iduladha”. Ada empat metode utama: adopsi, adaptasi, penerjemahan, dan kreasi.

Adopsi

Adopsi adalah pengambilan kata asing secara langsung, tanpa perubahan ejaan atau pelafalan. Contohnya: *supermarket*, *mall*, dan *hotdog*.

Adaptasi

Adaptasi mengubah bentuk kata asing sesuai ejaan Indonesia, tetapi mempertahankan makna aslinya. Contohnya: *pluralization* menjadi *pluralisasi*, dan *cadeau* (Prancis) menjadi *kado*. Proses adaptasi mengikuti Pedoman Penulisan Istilah dan Ejaan Bahasa Indonesia.

Penerjemahan

Metode ini mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk makna kata asing. Contohnya: *pilot project* menjadi *proyek rintisan*. Prinsipnya adalah mempertahankan kelas kata dan bentuk jamak.

Kreasi

Kreasi menciptakan kata baru dari konsep bahasa asing tanpa mengikuti struktur aslinya. “Iduladha” merupakan hasil adaptasi dan kreasi dari istilah Arab ‘Id al-Aḍḥā. Proses pelesapan fonetik dan penggabungan semantis menghasilkan kata utuh yang dipahami dalam konteks keislaman di Indonesia.

Makna Kata “Iduladha”

Kata “Iduladha” berasal dari bahasa Arab ‘Id al-Aḍḥā. ‘Id berarti “hari raya”, dan Aḍḥā (dari aḍḥiyah) berarti “kurban” atau “hewan sembelihan”. Jadi, ‘Id al-Aḍḥā berarti “hari raya kurban”.

Iduladha memperingati ketaatan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail. Di Indonesia, Iduladha juga dikenal dengan sebutan lain seperti Lebaran Haji, Lebaran Besar, Hari Raya Kurban, atau Idul Kurban. Namun, hanya “Iduladha” yang merupakan bentuk baku menurut KBBI.

Meskipun berbagai variasi penulisan masih beredar luas, penting untuk menggunakan penulisan baku “Iduladha” agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal ini juga menunjukkan kepedulian kita terhadap pelestarian bahasa dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi pembaca.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button