Puasa Tarwiyah dan Arafah: Keutamaan dan Tata Cara Ibadah Sunnah di Bulan Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah, bulan penuh keberkahan bagi umat muslim, menyimpan dua ibadah sunnah yang sangat dianjurkan: Puasa Tarwiyah dan Arafah. Kedua puasa ini memiliki keutamaan yang luar biasa, terutama bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji. Melaksanakannya merupakan bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah SWT, sekaligus memperkaya spiritualitas menjelang Hari Raya Idul Adha. Mari kita bahas lebih dalam mengenai kedua puasa sunnah ini.
Puasa Tarwiyah: Mempersiapkan Diri Menuju Arafah
Puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum wukuf di Arafah. Nama Tarwiyah berasal dari kata “rawa-yarwi” yang berarti “berpikir” atau “merenung”. Hari ini dikenal sebagai hari persiapan bagi jamaah haji, di mana mereka merenungkan perjalanan spiritual menuju Arafah.
Keutamaan Puasa Tarwiyah
Meskipun beberapa riwayat menyebutkan keutamaan puasa Tarwiyah menghapus dosa selama setahun, hadis terkait dinilai dhaif (lemah) oleh sebagian ulama. Namun, puasa ini tetap dianjurkan karena termasuk dalam rangkaian puasa sunnah di hari-hari mulia bulan Dzulhijjah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bulan ini bagi peningkatan spiritualitas. Puasa Tarwiyah menjadi langkah awal untuk menyambut keutamaan hari Arafah.
Puasa Arafah: Penghapus Dosa Setahun
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan hari wukuf di Arafah bagi jamaah haji. Bagi umat muslim yang tidak berhaji, puasa ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Muslim: “Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
Keutamaan Puasa Arafah: Penghapus Dosa dan Peningkatan Spiritual
Hadits tersebut menunjukkan keutamaan luar biasa puasa Arafah. Puasa ini bukan sekadar ibadah sunnah biasa, melainkan amalan yang sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keutamaan penghapusan dosa selama dua tahun menjadi motivasi bagi umat muslim untuk melaksanakannya. Momentum ini sangat baik untuk bermuhasabah diri dan meningkatkan keimanan.
Siapa yang Dianjurkan Berpuasa Tarwiyah dan Arafah?
Puasa Tarwiyah dan Arafah dianjurkan bagi muslim yang memenuhi beberapa kriteria. Hal ini untuk memastikan ibadah dilakukan dengan khusyuk dan sesuai tuntunan agama.
- Muslim yang menetap (mukim), bukan dalam perjalanan.
- Muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
- Muslim yang sehat dan mampu berpuasa.
Jamaah haji sendiri tidak dianjurkan untuk berpuasa Arafah. Mereka membutuhkan seluruh kekuatan fisik dan mental untuk menjalankan ibadah wukuf dengan sempurna, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Dzulhijjah. Selain sebagai bentuk ketaatan, puasa ini juga menjadi kesempatan untuk berintrospeksi diri, memperbanyak amal saleh, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT menjelang Idul Adha. Semoga kita semua diberikan kesempatan dan kekuatan untuk melaksanakannya dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita.