Site icon Metro Kompas

Prabowo Gugup, Putin Tepuk Tangan: Momen SPIEF 2025

Prabowo Gugup, Putin Tepuk Tangan: Momen SPIEF 2025

Sumber: Liputan6.com

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia. Kehadirannya sebagai pembicara utama menyita perhatian dunia. Hal menarik terjadi saat beliau menyampaikan pidatonya, sebuah momen yang tak terduga dan sekaligus memperlihatkan sisi humanis seorang pemimpin negara.

Pengakuan jujur Prabowo tentang rasa gugupnya justru disambut hangat oleh para hadirin. Kedekatannya dengan para pemimpin dunia lainnya semakin memperkuat citra Indonesia di mata internasional.

Momen Gugup yang Menarik Perhatian

Presiden Prabowo memulai pidatonya dengan menyapa para pembicara lain, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Beliau mengaku merasa terhormat diundang ke forum tersebut.

Ia kemudian memperkenalkan diri sebagai Presiden RI yang baru dilantik pada Oktober 2024. Kesempatan ini merupakan pengalaman pertama beliau dalam forum ekonomi internasional berskala besar.

“Perkenalkan, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia. Saya baru dilantik pada 20 Oktober 2024, dan inilah forum ekonomi internasional pertama saya, sehingga mungkin saya sedikit gugup,” ungkap Prabowo.

Pengakuan ini disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin, termasuk Presiden Putin. Sikap rendah hati Prabowo ini menunjukkan sisi kemanusiaannya.

Kerja Sama Damai dan Peluang Ekonomi

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya kerja sama damai antarnegara. Indonesia, menurutnya, melihat SPIEF sebagai peluang untuk membangun kepercayaan strategis.

Beliau juga membahas peluang kerja sama ekonomi dengan berbagai negara. Indonesia menawarkan berbagai potensi kerjasama yang saling menguntungkan.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar, memiliki pasar domestik yang potensial. Potensi ini menjadi daya tarik bagi investor asing.

Prabowo juga menekankan pentingnya negosiasi perdagangan dan investasi. Kerja sama dengan Uni Eurasia, CPTPP, dan UE menjadi fokus utama.

Tantangan dan Potensi Indonesia

Indonesia, dengan populasi terbesar keempat di dunia, memiliki tantangan besar. Setiap tahun, lima juta warga baru lahir.

Ini berarti pemerintah harus menyediakan infrastruktur dan layanan publik yang memadai. Tantangan ini sekaligus menjadi peluang besar bagi Indonesia.

Prabowo menekankan pentingnya menyediakan pangan, pendidikan, dan layanan kesehatan. Pemerintah berkomitmen untuk melindungi rakyatnya dari kemiskinan dan kelaparan.

Indonesia kaya akan sumber daya alam. Hutan yang luas, cadangan mineral, dan komoditas lainnya menjadi aset berharga.

Moderator acara bahkan turut berkomentar mengenai penampilan Prabowo. Ia merasa ragu bahwa itu adalah pidato pertama Presiden.

“Terima kasih Presiden Subianto. Saya tidak yakin ini pidato pertama Anda. Tidak seperti pertama kali pidato,” ujar moderator. Penampilan Prabowo yang lugas dan terampil dalam berbahasa Inggris membuat pernyataan tersebut terdengar masuk akal.

Pidato Presiden Prabowo Subianto di SPIEF 2025 bukan hanya sekadar presentasi kebijakan. Momen tersebut juga memperlihatkan kemampuan komunikasi yang baik dan citra Indonesia di mata dunia. Kejujuran dan rendah hati yang ditunjukkan beliau memberikan kesan positif dan mengundang simpati dari berbagai kalangan internasional. Komitmen Indonesia untuk kerja sama damai dan potensi ekonomi yang besar menjadi poin penting yang disampaikan dalam forum tersebut.

Exit mobile version