Indonesia, negara dengan kekayaan budaya dan sastra yang luar biasa, ternyata masih memiliki celah dalam hal apresiasi terhadap para sastrawannya. Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyoroti hal ini, menekankan perlunya penghargaan yang lebih monumental bagi para pencipta karya sastra di Indonesia.
Saat ini, belum ada ajang penghargaan tingkat nasional yang khusus dan bergengsi untuk sastrawan Indonesia. Bandingkan dengan industri film dan musik yang sudah memiliki banyak ajang penghargaan bergaya monumental, sastra tampak kurang mendapat perhatian yang sepadan.
Kemenbud Siapkan Ajang Penghargaan Bergengsi untuk Sastra
Menbud Fadli Zon menyatakan bahwa pemerintah sedang merancang sebuah ajang penghargaan sastra yang monumental. Rencananya, penghargaan bergengsi ini akan diluncurkan paling cepat tahun depan.
Pengumuman ini disampaikan Menbud usai acara “Sastra Mendunia” di Kantor Kementerian Kebudayaan (Kemenbud), Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025. Ini menjadi langkah konkrit pemerintah untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra Indonesia.
Penghargaan yang Sudah Ada dan Kebutuhan Ajang Khusus
Pemerintah sebenarnya sudah memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh budaya berpengaruh, termasuk sastrawan. Salah satu contohnya adalah penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma yang diberikan sejak 1980.
Namun, Fadli Zon menilai masih kurangnya ajang penghargaan khusus dan bergengsi di tingkat nasional untuk sastrawan Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah ajang penghargaan yang khusus dan monumental.
Sebagai perbandingan, Filipina dan Thailand, dua negara tetangga, secara rutin menyelenggarakan ajang penghargaan sastra. Hal ini menjadi inspirasi bagi Kemenbud untuk menciptakan sesuatu yang serupa di Indonesia.
Laboratorium Penerjemah dan Promotor Sastra: Langkah Menuju Internasionalisasi
Selain ajang penghargaan, Kemenbud juga menginisiasi dua program penting: Laboratorium Penerjemah Sastra dan Laboratorium Promotor Sastra. Tujuannya adalah memperkuat ekosistem sastra dan mendorong internasionalisasi sastra Indonesia.
Program laboratorium ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerjemahan karya sastra Indonesia ke berbagai bahasa internasional. Selain itu, program ini juga membantu mempromosikan karya sastra Indonesia ke penerbit global.
Tantangan besar industri sastra Indonesia adalah kurangnya konektivitas antara ekosistem sastra dan perbukuan dengan lanskap global. Oleh karena itu, program ini sangat penting untuk mengatasi kendala tersebut.
Laboratorium Penerjemah Sastra
Program Laboratorium Penerjemah Sastra bertujuan untuk membina talenta-talenta penerjemah muda. Mereka tidak hanya dilatih teori penerjemahan, tetapi juga softskill seperti komunikasi dan manajemen produktivitas.
Laboratorium Promotor Sastra
Program ini difokuskan untuk menghubungkan penulis Indonesia dengan penerbit internasional. Para promotor sastra akan membantu memasarkan karya sastra Indonesia ke pasar global.
Menggalang Talenta Sastra untuk Masa Depan
Kurangnya penerjemah dan promotor sastra berkualitas menjadi kendala bagi karya sastra Indonesia untuk dikenal secara internasional. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk menggalang dan membina talenta-talenta baru di bidang ini.
Dengan adanya program laboratorium dan ajang penghargaan yang direncanakan, diharapkan karya sastra Indonesia dapat lebih dikenal di dalam negeri dan internasional. Ini juga akan mendorong tumbuhnya talenta-talenta sastra baru untuk masa mendatang.
Upaya Kemenbud ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memajukan industri sastra Indonesia. Dengan adanya dukungan yang terstruktur dan terarah, sastra Indonesia dapat meraih potensi sepenuhnya di kancah global.