Misteri Profesor Beathor: Arsitek Dokumen Jokowi di Pasar Pramuka?
Politisi senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, baru-baru ini melontarkan pernyataan mengejutkan terkait dugaan keterlibatan Pasar Pramuka dalam perjalanan karier politik Presiden Joko Widodo. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah podcast, menimbulkan kontroversi dan pertanyaan luas di publik.
Beathor mengklaim memiliki informasi yang menunjukkan peran sentral Pasar Pramuka, khususnya kios milik Paiman Raharjo (mantan Wakil Menteri dan Profesor), dalam proses pengurusan dokumen pencalonan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2012. Ia menuding adanya manipulasi dokumen yang dilakukan di pasar tersebut.
Dugaan Peran Pasar Pramuka dalam Dokumen Pencalonan Jokowi
Menurut Beathor, seluruh persyaratan pencalonan Jokowi diatur oleh Deni Iskandar. Dokumen-dokumen tersebut kemudian dibawa langsung oleh Jokowi ke kios Paiman di Pasar Pramuka.
Beathor mempertanyakan kredibilitas dokumen tersebut, mengingat latar belakang Pasar Pramuka yang dikenal sebagai tempat pembuatan ijazah palsu.
Keraguan terhadap Keaslian Ijazah dan Investigasi Beathor
Kecurigaan Beathor bermula dari proses verifikasi ijazah Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM dan kediamannya di Solo. Ia mengungkapkan keraguan dari Roy Suryo dan Rismon Sianipar atas keaslian ijazah tersebut.
Setelah menyebarkan informasi keraguan tersebut ke internal partai, Beathor mengaku mendapat informasi dari kader lain yang menguatkan kecurigaannya. Informasi tersebut mengarah pada aktivitas pembuatan dokumen di Pasar Pramuka.
Beathor menuturkan adanya pertemuan di Cikini yang membahas penyempurnaan dokumen sebelum dibawa Jokowi ke Pasar Pramuka. Ia menegaskan Deni Iskandar sebagai aktor utama dalam mengatur seluruh proses tersebut.
Peran Deni Iskandar dan Paiman Raharjo
Beathor mendeskripsikan Deni Iskandar sebagai orang yang paling memahami persyaratan KPU Jakarta, sehingga ia mampu merapikan dan melengkapi seluruh dokumen, termasuk pembuatan legalisir.
Ia menggambarkan Pasar Pramuka sebagai tempat yang umum digunakan untuk membuat ijazah palsu. Anak-anak muda yang putus sekolah hanya perlu membawa contoh ijazah dan kemudian dibuatkan ijazah palsu di sana.
Beathor menyebut Paiman Raharjo sebagai sosok yang luar biasa, naik dari tukang sapu hingga menjadi profesor internasional. Namun, ia menghubungkan keberhasilan Paiman dengan dugaan keterlibatan dalam pembuatan dokumen pencalonan Jokowi.
Beathor juga menyoroti perubahan signifikan dalam basis suara PDI Perjuangan. Ia membandingkan basis suara kader partai yang dulunya berasal dari kalangan akar rumput dengan basis suara saat ini yang didominasi oleh akademisi. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya pergeseran yang signifikan dalam strategi dan basis massa partai.
Pernyataan Beathor ini menimbulkan pertanyaan besar terkait transparansi proses pencalonan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2012. Informasi ini perlu dikaji lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan objektif.
Perlu adanya investigasi yang menyeluruh dan independen untuk mengungkap kebenaran dari tuduhan yang dilontarkan Beathor. Publik menantikan klarifikasi resmi dari pihak-pihak yang terkait, termasuk Jokowi, Deni Iskandar, dan Paiman Raharjo, untuk memberikan penjelasan atas tuduhan tersebut.
Transparansi dan akuntabilitas dalam proses politik sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga integritas dan etika dalam setiap tahapan proses politik di Indonesia.




