Iran Tuntut Kepala IAEA: Diam Atas Serangan Nuklir Israel?

Iran mengancam akan mengambil langkah hukum terhadap Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi. Langkah ini merupakan respons atas apa yang dianggap Iran sebagai kegagalan Grossi untuk mengecam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Tuduhan ini disampaikan melalui surat resmi dari Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, kepada Grossi.
Surat tersebut secara tegas mendesak Grossi untuk menjalankan kewajibannya menurut hukum internasional. Iran menilai sikap diam IAEA atas serangan tersebut tidak dapat dibenarkan.
Serangan Israel dan Reaksi Keras Iran
Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Israel terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, memicu kemarahan Teheran. Serangan ini menargetkan beberapa fasilitas nuklir Iran, termasuk di Natanz dan Fordow.
Israel mengklaim serangan tersebut sebagai balasan atas program nuklir militer Iran yang dijalankan secara diam-diam. Sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir Iran dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Iran membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan program nuklirnya murni untuk tujuan damai. Sebagai balasan, Iran melancarkan “Operasi True Promise III”, menyerang target-target militer Israel.
Pernyataan Keras Ayatollah Khamenei dan Tuntutan Hukum Iran
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam serangan Israel sebagai kejahatan. Ia melayangkan ancaman keras terhadap Israel, memperingatkan konsekuensi yang mengerikan.
Surat Eslami kepada Grossi menggarisbawahi kekecewaan Iran terhadap IAEA. Iran menganggap sikap diam Grossi merupakan pelanggaran hukum internasional.
Iran menegaskan komitmennya untuk melindungi kedaulatan negaranya. Mereka menyatakan akan mengambil langkah hukum yang diperlukan untuk menindaklanjuti sikap IAEA yang dianggap tidak bertanggung jawab.
Posisi IAEA dan Laporan Intelijen AS
Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, menyatakan pada Rabu, 18 Juni 2025, bahwa IAEA belum menemukan bukti kuat mengenai pengembangan senjata nuklir oleh Iran.
Laporan intelijen AS yang dirilis pada Selasa, 17 Juni 2025, juga mendukung kesimpulan serupa. Laporan tersebut menyatakan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.
Meskipun demikian, tegangan antara Iran dan Israel tetap tinggi. Ancaman hukum Iran terhadap Grossi dan IAEA mencerminkan ketegangan geopolitik yang mendalam di kawasan tersebut. Ke depan, perkembangan situasi ini akan terus menjadi sorotan dunia internasional.
Peristiwa ini menunjukkan betapa kompleks dan rawannya situasi geopolitik di Timur Tengah. Perselisihan atas program nuklir Iran, serta tindakan militer yang dilakukan, menciptakan ketidakpastian dan potensi eskalasi konflik yang lebih besar. Peran IAEA dalam memastikan penggunaan teknologi nuklir secara damai, kini menghadapi tantangan besar dalam situasi yang penuh dengan dinamika politik. Sikap negara-negara lain dalam konflik ini juga akan menentukan arah perkembangan selanjutnya.