Iran mengklaim telah menembak jatuh dua pesawat tempur siluman F-35 milik Israel. Kejadian ini terjadi sebagai balasan atas serangan udara besar-besaran Israel ke Iran pada 13 Juni 2025.
Serangan balasan Iran ini diklaim telah mengakibatkan kerugian finansial bagi Israel hingga mencapai angka Rp 2 triliun. Angka ini merupakan estimasi kerugian akibat kerusakan pesawat dan kemungkinan lainnya.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat tempur Israel yang diserang. Namun, otentisitas video tersebut masih perlu diverifikasi oleh pihak independen.
Serangan Israel: Operasi Rising Lion
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang diberi nama Operasi Rising Lion. Operasi ini menargetkan fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Fordow, instalasi militer, dan sejumlah komandan militer tingkat tinggi.
Serangan tersebut juga menargetkan beberapa ilmuwan nuklir dan tokoh elite Garda Revolusi Iran (IRGC). Israel mengklaim serangan ini sebagai tindakan pencegahan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir Iran.
Pemerintah Israel berdalih serangan pre-emptive ini didasarkan pada laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai peningkatan infrastruktur nuklir Iran. Ini merupakan alasan yang diungkapkan Israel untuk membenarkan aksinya.
Balas Dendam Iran: Hujan Rudal dan Drone
Sebagai respons atas serangan Israel, Iran meluncurkan puluhan rudal balistik dan drone ke wilayah Israel. Serangan ini menargetkan kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Yerusalem.
Iran menyebut serangan balasan ini sebagai aksi pembalasan langsung atas serangan Israel. Operasi ini menunjukkan kemampuan militer Iran untuk melakukan serangan balasan yang signifikan.
Serangan ini menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, menurut laporan dari pihak Iran. Jumlah korban jiwa masih belum dikonfirmasi secara independen.
Klaim Iran dan Keraguan Internasional
Klaim Iran tentang penembakan dua F-35 belum mendapatkan konfirmasi dari pihak independen. Kemampuan Iran untuk menjatuhkan pesawat tempur siluman canggih masih dipertanyakan.
Banyak pihak internasional meragukan klaim Iran, mengingat kemampuan teknologi pertahanan udara Israel dan teknologi siluman pesawat F-35. Verifikasi independen sangat dibutuhkan untuk memastikan kebenaran klaim ini.
Kejadian ini menandai eskalasi konflik antara Iran dan Israel yang berpotensi menimbulkan konsekuensi regional dan internasional yang lebih luas. Dunia internasional terus memantau perkembangan situasi dengan seksama.
Peristiwa ini menyoroti kompleksitas konflik di Timur Tengah dan perlunya diplomasi untuk meredakan ketegangan. Kejelasan informasi dan verifikasi independen sangat krusial untuk memahami situasi yang sebenarnya.