Indonesia telah mencapai cakupan kesehatan universal (UHC) dalam waktu relatif singkat, hanya 10 tahun. Prestasi ini menarik perhatian dunia, mengingat negara-negara lain di Asia membutuhkan waktu jauh lebih lama untuk mencapai hal serupa. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, mengungkapkan kunci keberhasilan ini dalam forum internasional INSPIRE Health Forum di Manila, Filipina.
Komitmen pemerintah menjadi faktor krusial dalam keberhasilan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kolaborasi regulator dan pemangku kepentingan lainnya juga berperan penting dalam merumuskan kebijakan yang mendukung perluasan cakupan kepesertaan.
Capaian UHC Indonesia: Sebuah Kisah Sukses 10 Tahun
Ghufron Mukti menekankan bahwa pencapaian UHC di Indonesia merupakan hasil kerja keras semua pihak. Sistem jaminan kesehatan inklusif berhasil dibangun, dan lebih dari 98% penduduk Indonesia kini menjadi peserta aktif JKN.
Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia terbilang sangat efisien. Jerman, misalnya, membutuhkan waktu 127 tahun untuk mencapai hal serupa, sementara Indonesia hanya membutuhkan 10 tahun.
Keberhasilan ini telah menarik minat negara lain untuk melakukan studi banding. Indonesia kini menjadi rujukan dunia dalam hal penyelenggaraan jaminan kesehatan.
Pentingnya Akses Layanan Kesehatan yang Mudah dan Berkualitas
Dengan meningkatnya jumlah peserta JKN, akses layanan kesehatan yang mudah menjadi semakin penting. BPJS Kesehatan terus berupaya memperluas kemitraan dengan fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun rujukan.
Pada tahun 2024, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 23.682 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3.162 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Program JKN juga turut mendorong pertumbuhan industri kesehatan swasta. Sebanyak 66,13% rumah sakit mitra BPJS Kesehatan adalah rumah sakit swasta. Jumlah rumah sakit yang bekerja sama meningkat 88% sepanjang tahun 2014-2024.
Jangkauan Layanan Kesehatan yang Luas dan Berkualitas
BPJS Kesehatan berkomitmen menyediakan layanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia, dari perkotaan hingga pelosok. Rumah sakit terapung bahkan dikontrak untuk melayani daerah terpencil.
Selain akses, kualitas pelayanan juga menjadi fokus utama. Kepuasan dan kebutuhan peserta JKN diperhatikan dengan serius. Layanan JKN dirancang untuk “borderless,” artinya peserta dapat mengakses layanan di seluruh Indonesia, terlepas dari domisili mereka.
Ghufron Mukti, yang juga menjabat sebagai Ketua TC Health Internasional Social Security Association (ISSA), menegaskan komitmen BPJS Kesehatan untuk melayani peserta JKN secara optimal.
Keberhasilan Indonesia dalam mencapai UHC dalam waktu singkat memberikan inspirasi bagi negara lain. Komitmen pemerintah, kolaborasi lintas sektor, dan fokus pada akses serta kualitas layanan kesehatan merupakan kunci utama keberhasilan ini. Ke depan, pemeliharaan dan peningkatan kualitas layanan JKN akan terus menjadi prioritas untuk memastikan keberlanjutan program ini.