Warga Gresik patut bersuka cita! Di tengah tren kenaikan harga kebutuhan pokok secara nasional, Kabupaten Gresik justru mengalami penurunan harga yang signifikan di sektor pangan pada Mei 2025. Penurunan ini berdampak pada deflasi bulanan yang cukup dalam, memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gresik mencatat deflasi sebesar 0,51 persen, menjadi deflasi terdalam sepanjang tahun ini. Penurunan harga paling besar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Deflasi Gresik: Anugerah di Tengah Kenaikan Harga
Penurunan harga sejumlah komoditas pangan menjadi penyebab utama deflasi di Gresik. Cabai rawit, ikan mujair, bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras mengalami penurunan harga yang cukup drastis.
Kepala BPS Gresik, Indriya Purwaningsih, menjelaskan bahwa cuaca berperan penting dalam fenomena ini. Kondisi kemarau basah mendukung hasil panen yang melimpah dan tangkapan ikan yang banyak, sehingga menekan harga di pasaran.
Faktor Cuaca dan Dampaknya terhadap Harga Pangan
Kemarau basah memberikan dampak positif terhadap produktivitas pertanian dan perikanan di Gresik. Hasil panen yang berlimpah menyebabkan surplus pasokan di pasaran, sehingga harga komoditas pangan utama mengalami penurunan.
Kondisi ini sangat membantu meringankan beban masyarakat Gresik yang tengah dihadapkan pada kenaikan harga beberapa komoditas lainnya. Deflasi ini setidaknya memberikan sedikit ruang bernapas bagi perekonomian rumah tangga.
Inflasi Tahunan Gresik dan Perbandingan dengan Jawa Timur
Meskipun mengalami deflasi bulanan, Gresik masih mencatat inflasi tahunan (year on year/y-on-y) sebesar 0,60 persen pada Mei 2025. Angka ini merupakan yang terendah di antara seluruh wilayah Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur.
Sektor kesehatan menjadi penyumbang utama inflasi tahunan. Kenaikan harga layanan kesehatan, seperti rumah sakit, dokter umum, dan dokter spesialis, cukup signifikan.
Sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta pendidikan juga turut berkontribusi pada inflasi tahunan. Kenaikan biaya pendidikan dan perawatan diri menambah beban pengeluaran masyarakat.
Dibandingkan Mei 2024, inflasi y-on-y Gresik menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Tahun lalu, inflasi y-on-y mencapai 2,84 persen, sedangkan tahun ini hanya 0,60 persen. Inflasi tahun kalender (year to date/y-to-d) hingga Mei 2025 tercatat hanya 0,46 persen.
Meskipun terjadi penurunan inflasi secara signifikan, masyarakat tetap diimbau untuk tetap cermat memantau harga, khususnya pada sektor kesehatan, pendidikan, dan pangan. Perencanaan keuangan yang bijak tetap penting dalam menghadapi dinamika harga di pasar.
Secara keseluruhan, deflasi di sektor pangan menjadi kabar baik bagi masyarakat Gresik. Namun, tantangan inflasi tahunan tetap perlu diwaspadai dan diantisipasi dengan baik. Pemerintah daerah diharapkan dapat terus berupaya menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.