Bayangan Perang: Kisah Warga Teheran di Bawah Jet Israel

Ketakutan dan kepanikan menyelimuti Teheran. Suara seorang saudari jurnalis BBC di ibu kota Iran terdengar cemas melalui sambungan WhatsApp yang putus-putus. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya merefleksikan kekhawatiran warga Teheran di tengah serangan udara Israel. Serangan ini telah mengubah kehidupan sehari-hari mereka secara drastis.
Serangan Udara Israel dan Reaksi Warga Teheran
Sejak Kamis malam, 12 Juni 2025, pesawat-pesawat tempur Israel membombardir Teheran. Serangan tersebut disambut tembakan antipesawat Iran, namun hasilnya minim. Dari apartemennya di gedung tinggi, sang jurnalis BBC menyaksikan langsung serangan tersebut.
Militer Israel memerintahkan evakuasi di distrik tempat tinggalnya. Namun, sang jurnalis memutuskan untuk tetap tinggal, karena sejauh ini tidak ada target militer di dekat apartemennya.
Kekhawatirannya tertuju pada sebuah unit komersial di dekat tempat tinggalnya. Unit tersebut diduga dimiliki Korps Garda Revolusi Iran dan berpotensi menjadi target serangan.
Identitas tetangga dan keberadaan target militer di sekitar mereka menjadi misteri bagi banyak warga. Aktivitas Korps Garda Revolusi Iran yang rahasia dan tersembunyi membuat sulit untuk mengetahui ancaman potensial di lingkungan sekitar.
Dampak Serangan Terhadap Kehidupan Sehari-hari
Pasokan listrik dan air masih tersedia di sebagian besar Teheran. Namun, pasokan makanan mulai menipis. Banyak toko, termasuk toko roti, telah tutup. Beberapa karena kekurangan bahan baku, sementara yang lain karena pemiliknya telah mengungsi.
Kemacetan parah terjadi di jalan-jalan Teheran ketika ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan, orang mengungsi. Jalan-jalan yang biasanya ramai kini sunyi senyap.
Mereka yang bertahan di rumah jarang keluar, karena takut menjadi korban serangan berikutnya. Laporan terbaru menunjukkan penurunan antrean di SPBU dan kelancaran lalu lintas di jalan keluar kota. Hal ini menandakan berkurangnya jumlah warga yang mengungsi.
Kekhawatiran Radioaktif dan Akses Informasi
Warga yang tinggal di dekat fasilitas nuklir Iran khawatir akan penyebaran kontaminasi radioaktif. Fasilitas-fasilitas tersebut telah menjadi sasaran serangan Israel beberapa hari terakhir. Badan pengawas nuklir internasional menyatakan bahwa sejauh ini tingkat radioaktivitas di luar lokasi yang diserang belum mengalami perubahan signifikan.
Ketidakpastian tentang masa depan dan durasi serangan membuat warga bertanya-tanya. Banyak warga Iran mengandalkan saluran TV berbahasa Persia yang berbasis di luar negeri untuk mendapatkan berita.
BBC Persia dan situs webnya menjadi sumber informasi utama. Lalu lintas situs dari dalam Iran meningkat drastis, meskipun koneksi internet lambat. Presiden AS Donald Trump menyerukan Iran untuk menyerah, namun Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak.
Situasi di Teheran menunjukkan betapa kompleks dan mencekamnya konflik ini bagi warga sipil. Ketakutan, ketidakpastian, dan keterbatasan akses informasi menandai kehidupan mereka di tengah serangan udara Israel. Keberanian sang jurnalis BBC untuk tetap tinggal di Teheran, meskipun penuh risiko, menjadi cerminan ketabahan dan tekad warga Iran menghadapi situasi yang sulit ini.