Berita

183 Jemaah Haji Meninggal: Penyebab Utama Kematian di Tanah Suci

Musim haji tahun ini diwarnai kabar duka. Data terbaru menunjukkan angka kematian jemaah haji Indonesia telah meningkat signifikan. Pemerintah terus memantau situasi dan memberikan dukungan penuh bagi para jemaah yang masih berada di Tanah Suci.

Meningkatnya jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia menjadi perhatian serius. Pihak berwenang telah merilis data dan informasi terkait penyebab kematian serta upaya pencegahan yang dilakukan.

Meningkatnya Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia

Hingga Senin, 9 Juni 2025 pukul 07.15 WIB, tercatat 183 jemaah haji Indonesia meninggal dunia. Angka ini meningkat dari 175 jemaah pada Minggu, 8 Juni 2025.

Sebagian besar jemaah haji yang meninggal berasal dari embarkasi Surabaya (39 orang), disusul Makassar (21 orang), Jakarta-Pondok Gede (20 orang), dan Jakarta-Bekasi serta Solo-Yogyakarta (masing-masing 19 orang).

Meskipun jumlah kematian jemaah haji tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun 2023 (313 orang) dan 2024 (206 orang), peningkatan ini tetap menjadi perhatian utama.

Rincian lokasi kematian jemaah meliputi Makkah (117 orang), Madinah (30 orang), Arafah (14 orang), Mina (13 orang), dan bandara (9 orang).

Penyebab Kematian dan Penyakit yang Dominan

Penyakit jantung menjadi penyebab kematian paling umum, mencapai 77 kasus. Kegagalan organ akibat infeksi berat juga menjadi faktor signifikan dengan 15 kasus.

Masalah pernapasan akut dan dehidrasi masing-masing menyebabkan kematian pada 11 jemaah. Kombinasi penyakit penyerta (komorbid) juga memperparah kondisi kesehatan jemaah.

Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap kondisi kesehatan jemaah.

Pentingnya Kewaspadaan dan Pencegahan

Dokter Agus Sulistyawati dari Tim Visitasi Kesehatan Haji menyoroti risiko kesehatan bagi jemaah lansia dan mereka dengan komorbiditas.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan dan kedisiplinan dalam mengikuti aturan ibadah haji. Ibadah haji bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga spiritual.

Menjaga kesehatan fisik sangat penting untuk menunjang perjalanan spiritual. Pengaturan aktivitas fisik dan istirahat yang cukup perlu diperhatikan.

Faktor risiko serangan jantung seperti hipertensi, diabetes melitus, dan kolesterol tinggi harus dikelola dengan baik sebelum dan selama ibadah haji.

Usia lanjut dan cuaca ekstrem di Arab Saudi juga meningkatkan risiko serangan jantung. Jemaah perlu memperhatikan kondisi diri dan menghindari aktivitas berlebihan.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji, termasuk menyediakan fasilitas medis dan tenaga kesehatan yang memadai.

Angka kematian jemaah haji tahun ini, meskipun lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, tetap menjadi pengingat pentingnya persiapan kesehatan yang matang sebelum keberangkatan. Semoga langkah-langkah pencegahan yang telah dan akan dilakukan dapat mengurangi angka kematian jemaah haji di masa mendatang.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button